Startup Digital dan Dunia Teknologi Saat Ini

Aries Santoso
4 min readOct 13, 2017

Berbicara tentang startup, digital khususnya, pastinya sudah sering dengar bahkan sudah menggunakan produknya atau bahkan sudah menjadi bagian dari mereka alias kerja disana.

Penyebabnya tentu karena teknologi yang semakin maju membuat pengguna internet semakin banyak khususnya di Indonesia. Apalagi didukung infrastruktur pemerintah yang terus digenjot agar penetrasi internet ke seluruh wilayah Indonesia.

sumber : zetizen.com

Ada peluang dan kreatifitas membuat banyak ide bermunculan hingga akhirnya banyak startup digital tercipta.

Tak heran saat ini, Iklan ada dimana-mana menandakan persaingan yang mulai sengit. Lihat saja Tokopedia, Shopee, Traveloka, Gojek, Grab dan lainnya. Saling promosi keunggulan masing-masing. Muncul di TV, billboard hingga kendaraan.

Saling hantam dengan harga yang murah ataupun promo diskon yang suka tidak masuk akal.

Dan memang seperti itu cara mainnya untuk merebut hati pasar. Istilahnya bakar-bakar duit investor demi pengguna yang lebih banyak.

Oke mungkin akan lebih banyak yang bisa dibicarakan, namun di artikel kali ini, saya ingin berbagi tentang startup digital itu sendiri dan berbagai istilah yang ada didalamnya agar kita paham ketika membaca berita atau artikel tentang startup itu sendiri.

Startup Digital

Kenapa saya menyebutnya startup digital? Karena memang yang sedang dan akan saya bahas disini adalah tentang perusahaan rintisan dibidang teknologi digital.

Secara harfiah, startup itu adalah perusahaan rintisan yang baru mulai atau belum lama beroperasi. Jadi jika diantara kalian ada yang baru menjual produk snow cake seperti artis-artis saat ini itu bisa disebut sebagai startup.

Oleh karena itu, saya membuatnya lebih spesifik ke dunia teknologi digital. Karena memang startup yang sering diberitakan saat ini identik dan mayoritas menunjuk ke perusahaan digital.

Menurut Steve Blank (Enterpreneur),

“Startup is a temporary organization formed to search repeatable and scalable business model”

Jadi secara sederhana, perusahaan startup ini sedang mencari bisnis model/produk yang benar-benar dibutuhkan pasar. Makanya, tingkat kegagalan startup ini sampai 80% karena masih coba-coba.

Ketika riset sudah dilakukan, produk sudah dirilis namun pasar tidak bereaksi walaupun peningkatan produk juga sudah dilakukan, maka jalan keluar dari perusahaan startup tersebut menjadi dua yaitu Exit atau Pivot.

Exit yang dimaksud adalah keluar dari pasar alias mencabut produknya dan menutup perusahaan. Tapi ada pengertian exit lainnya, pengertian exit yang baik yaitu merger, akuisisi atau IPO.

Startup yang exit karena merger berarti startup tersebut mengalami penggabungan dengan startup/company lainnya. Contoh kasusnya adalah Tokobagus dan Berniaga yang dimerger menjadi OLX.

Sejak digabung, OLX semakin meningkat dan sempat memimpin jagat ecommerce di Indonesia. Ya mungkin karena pengguna tokobagus dan berniaga sebelumnya menjadi satu.

Selanjutnya, exit karena akuisisi yang berarti startup tersebut diambil alih atau kasarnya dibeli oleh company besar. Contoh yang paling terbaru ketika Tiket.com yang diakuisisi oleh Blibli atau Lazada yang diakuisisi oleh Alibaba.

Akuisisi ini tidak lain sebagai strategi melebarkan pasar ataupun mencari peluang untuk menjadi lebih besar.

Exit karena IPO (Initial Public Offering) yang berarti startup telah menawarkan saham ke publik. Contohnya seperti Google, Facebook, Microsoft, SEA (sebelumnya bernama Garena).

Startup Exit yang baik tersebut sudah dapat disebut sebagai company, bukan startup lagi. Sudah menjadi perusahaan dengan bisnis model yang sudah pasti.

Startup Butuh Uang Untuk Berjalan

Tentu untuk mencari bisnis model yang tepat, startup harus merilis produknya ke pasar. Lalu untuk menjalankan percobaan itu tentu membutuhkan biaya.

Nah diawal startup berdiri, biasanya dana yang digunakan adalah dana pribadi Founder tersebut atau dapat juga seseorang selain founder yang memberikan dana pribadinya untuk operasional sebuah startup yang sering dikenal sebagai Angel Investor.

Dana pribadi angel investor akan digunakan terus-menerus hingga menarik perhatian VC (Venture Capital) untuk berinvestasi di startup tersebut.

Venture Capital adalah perusahaan yang mendapatkan atau mengumpulkan dana dari orang kaya atau institusi untuk diberikan ke sebuah startup. VC akan mendapatkan saham dari startup yang diberikan dana mereka.

East Ventures termasuk VC yang aktif di Indonesia (sumber : angin.id)

Setelah mendapatkan pendanaan awal dari VC, biasanya startup tersebut akan masuk ke fase/round yang disebut seed funding. Seed funding di Indonesia itu sekitar 500juta hingga 1,5 milyar.

Pendanaan ini digunakan startup untuk mengetahui pasar, feedback dari produk awal serta identifikasi calon penggunanya. Selain itu juga, untuk dana operasional lainnya seperti hiring kandidat dan sewa kantor.

Startup akan mendapatkan pendanaan berikutnya ketika memang produk siap untuk dirilis untuk mendapatkan pengguna tertentu. Setelah seed funding, startup yang berhasil akan mendapatkan pendanaan Seri A dari VC.

Terkadang ada juga pendanaan pra Seri A. Hanya dibedakan jumlahnya saja. Namun hal tersebut menandakan investor sudah yakin bahwa produk sudah siap dirilis.

Rata-rata pendanaan seri A di Indonesia berkisar 10–33 Miliar Rupiah. Startup seperti Traveloka yang dapat dari Expedia, Tokopedia yang dapat dari Alibaba, Bukalapak yang dapat dari Emtek dan banyak lainnya.

Setelah mendapatkan Seri A, startup yang sudah melalui tahap mendapatkan pasar akan mendapatkan pendanaan Seri B.

Saat ini mungkin belum ada startup lokal Indonesia yang mendapatkan pendanaan jenis ini. Seri B diberikan untuk memberikan keuntungan untuk investor. Rentang seri B ini berkisar 22–80 Miliar rupiah.

Perlu diingat kalau pendanaan ini berbeda dengan valuasi startup tersebut. Karena sering kita dengar juga yang namanya startup unicorn.

Startup unicorn Indonesia yang pertama adalah Go-jek. Label unicorn diberikan karena startup tersebut memiliki valuasi diatas 1B dollar atau diatas 1,3 Triliun rupiah.

Harapannya akan ada lagi startup unicorn lokal mungkin Traveloka, Tokopedia atau startup kalian.

Gojek menjadi startup unicorn pertama di Indonesia (sumber : matinyala.com)

Startup digital akan terus berkembang selama internet masih bisa kita akses. Persaingan juga semakin sengit karena semakin banyak inovasi yang muncul dengan inti layanan yang sama.

Sekian tentang startup kali ini, setelahnya akan ada artikel-artikel tentang startup lainnya, jangan lupa follow ya. Kalau ada pertanyaan atau request topik sampaikan di kolom komentar.

Artikel lain selain startup bisa kalian baca di guelagi.com 😊

--

--

Aries Santoso

Writer | Sharia Oriented | Startup Enthusiast | Visit my blog at ariessantoso.web.id and guelagi.com